Welcome
- Foto
- Sejarah Musik
- Hiburan
- Download musik
- Dll
Profil FB
Search Engine
About This Blog
Let's Move to !!
Bloggroll
Followers
About Me
- 4anakrasta.blogspot.com
- my name is ARIF you can call me kobe,arif,cimenk,rasta?? yg jlas w sukka Reggae . . i'm not rich n not poor . i'm a simple boy . n so i'm not perfect !!!
.
Haile Selassie
Pada abad ke-10 SM, Dinasti Salomo atau Sulaiman di Ethiopia didirikan oleh Menelik I, anak Salomo atau Sulaiman dan Ratu Syeba, yang pernah mengunjungi Salomo di Israel. 1 Raja-raja 10:13 mengklaim "Raja Salomo atau Sulaiman memberikan kepada ratu negeri Syeba segala yang dikehendakinya dan yang dimintanya, selain apa yang telah diberikannya kepadanya sebagaimana layak bagi raja Salomo atau Sulaiman. Lalu ratu itu berangkat pulang ke negerinya bersama-sama dengan pegawai-pegawainya. Berdasarkan Kebra Negast, kaum Rasta menafsirkan bahwa ayat ini menunjukkan bahwa Ratu Syeba hamil dengan anak Salomo, dan dari sini mereka menyimpulkan bahwa orang-orang kulit hitam adalah keturunan sejati Israel, atau orang Yahudi.
Orang-orang Yahudi hitam Beta Israel telah hidup di Ethiopia selama berabad-abad, terputus dari sisa Yudaisme. Keberadaan mereka membuat orang yakin dan mendorong para Rastafari perdana, dan mengesahkan keyakinan mereka bahwa Ethiopia adalah Sion. Sebagian kaum Rasta yang ortodoks mengecam reggae sebagai suatu bentuk musik komersial dan "penjualan diri kepada Babel". Bagi yang lainnya, ini adalah "Musik Takhta YAH "
Bob Marley
Terlahir dengan nama Robert Nesta Marley pada Februari 1945 di St. Ann, Jamaika, Bob Marley berayahkan seorang kulit putih dan ibu kulit hitam. Pada tahun 1950-an Bob beserta keluarganya pindah ke ibu kota Jamaika, Kingston. Di kota inilah obsesinya terhadap musik sebagai profesi menemukan pelampiasan. Waktu itu Bob Marley banyak mendengarkan musik R&B dan soul, yang kemudian hari menjadi inspirasi irama reggae, melalui siaran radio Amerika. Selain itu di jalanan Kingston dia menikmati hentakan irama Ska dan Steadybeat dan kemudian mencoba memainkannya sendiri di studio-studio musik kecil di Kingston.
Bersama Peter McIntosh dan Bunny Livingston, Bob membentuk The Wailing Wailers yang mengeluarkan album perdana di tahun 1963 dengan hit “Simmer Down”. Lirik lagu mereka banyak berkisah tentang “rude bwai” (rude boy), anak-anak muda yang mencari identitas diri dengan menjadi berandalan di jalanan Kingston. The Wailing Wailers bubar pada pertengahan 1960-an dan sempat membuat penggagasnya patah arang hingga memutuskan untuk berkelana di Amerika. Pada bulan April 1966 Bob kembali ke Jamaika, bertepatan dengan kunjungan HIM Haile Selassie I —raja Ethiopia– ke Jamaika untuk bertemu penganut Rastafari. Kharisma sang raja membawa Bob menjadi penghayat ajaran Rastafari pada tahun 1967, dan bersama The Wailer, band barunya yang dibentuk setahun kemudian bersama dua personil lawas Mc Intosh dan Livingston, dia menyuarakan nilai-nilai ajaran Rasta melalui reggae. Penganut Rastafari lantas menganggap Bob menjalankan peran profetik sebagaimana para nabi, menyebarkan inspirasi dan nilai Rasta melalui lagu-lagunya.
The Wailers bubar di tahun 1971, namun Bob segera membentuk band baru bernama Bob Marley and The Wailers. Tahun 1972 album Catch A Fire diluncurkan. Menyusul kemudian Burning (1973–berisi hits “Get Up, Stand Up” dan “ I Shot the Sheriff” yang dipopulerkan Eric Clapton), Natty Dread (1975), Rastaman Vibration (1976) dan Uprising (1981) yang makin memantapkan reggae sebagai musik mainstream dengan Bob Marley sebagai ikonnya.
Pada tahun 1978, Bob Marley menerima Medali Perdamaian dari PBB sebagai penghargaan atas upayanya mempromosikan perdamaian melalui lagu-lagunya. Sayang, kanker mengakhiri hidupnya pada 11 Mei 1981 saat usia 36 tahun di ranjang rumah sakit Miami, AS, seusai menggelar konser internasional di Jerman. Sang Nabi kaum Rasta telah berpulang, namun inspirasi humanistiknya tetap mengalun sepanjang zaman.